etalasekediri

Blog Wisata Budaya dan kuliner

Gringsing, Kain Tradisional Indonesia Termahal

Author
Published April 11, 2024
Gringsing, Kain Tradisional Indonesia Termahal

Etalasekediri.com. Dari waktu ke waktu, kesadaran pecinta mode Indonesia semakin meningkat dan mencintai warisan budayanya sendiri. Hal ini terealisasikan dari semakin banyaknya sosialita muda hingga publik figur yang dengan bangganya mengenakan busana tradisional ke perhelatan resmi maupun gaya keseharian.


Secara tidak langsung mereka yang menjadi panutan itu, menggerakkan masyarakat awam yang senantiasa disetir pasar untuk tren berbusana. Ketika pasar berubah haluan sesuai tren, alhasil produk massal yang beredar di pasaran, mulai dari pasar eksklusif hingga rakyat pun beradaptasi. Produk buatan dalam negeri pun semakin diminati dan memutar roda industri lebih kencang lagi.


Dari sekian banyak busana etnik yang tersedia di pasaran, semua bermula dari sehelai kain yang kemudian dijahit menjadi sepotong busana. Sehelai kain tradisional Indonesia yang dibuat oleh para pengrajin yang hidupnya didedikasikan untuk membuat kain pun membuat nilai dan harga jualnya semakin tinggi.


Pernahkah terlintas di benak Anda, kain tradisional Indonesia apa yang paling mahal dan tinggi kualitasnya dari berbagai aspek ? Koestriastuti Koestedjo dari Cita Tenun Indonesia pun membagi pengetahuannya akan kekayaan tenun.


"Setahu saya kain yang cukup mahal adalah kain Geringsing dari desa Tenganan, Bali. Hal ini dikarenakan nilai sakral dari kain tersebut, dimana prosesnya mengikuti aturan secara adat setempat dengan proses pencelupan warna yang berkali-kali," ujarnya.


Harganya yang tinggi juga dipengaruhi dari aspek motif ragam hias yang cukup sulit, dimana kain ini menggunakan teknik ikat ganda. Teknik ini merupakan pengikatan motif pada benang pakan dan benang lungsi.


Saat menenun, pertemuan antar benang ikat lungsi dan benang pakan menghasikan corak ragam hias tertentu sesuai dengan perencanaan. Baik proses pencelupannya / pewarnaannya maupun proses menenunnya cukup lama. Bisa dibayangkan tingkat kesulitan hingga waktu yang ditempuh untuk membuat sehelai kain yang begitu istimewa ini.


Berangkat dari proses yang luar biasa ini, jarang sekali ada pembeli yang 'tega' memotong kain tersebut dan menjadikannya busana. Mereka memilih untuk menjadikan kain tersebut sebagai koleksi dan jika ingin memakainya, hanya dililitkan di tubuh dan diikat sesuai tatanan yang berlaku dari adat yang sudah ada. (detik.com)


Ya, kain gringsing merupakan kain tenun tradisional Indonesia yang dibuat menggunakan teknik teknik dobel ikat dan memerlukan waktu 2-5 tahun. Kain ini berasal dari Desa Tenganan Karangasem-Bali. Umumnya, masyarakat Tenganan memiliki kain gringsing berusia ratusan tahun yang digunakan dalam upacara khusus.


Kata gringsing berasal dari gring yang berarti 'sakit' dan sing yang berarti 'tidak', sehingga bila digabungkan menjadi 'tidak sakit'. Maksud yang terkandung di dalam kata tersebut adalah seperti penolak bala. Di Bali, berbagai upacara, seperti upacara potong gigi, pernikahan, dan upacara keagamaan lain, dilakukan dengan bersandar pada kekuatan kain gringsing.


Kain ini sangatlah unik karena dengan sekilas memandang kita dapat langsung mengetahui kalau kain tersebut memang buatan tangan. Kain ini termasuk mahal, dan hanya diproduksi di desa tenganan saja. Waktu pengerjaannya pun memerlukan waktu yang cukup lama, karena karena warna – warna yang terdapat dikain gringsing ini berasal dari tumbuh-tumbuhan dan memerlukan perlakuan khusus.


Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Copyright © 2024