Iklan Billboard (Ads)

Reog Kendang Tulungagung

Author
Published April 05, 2024
Reog Kendang Tulungagung

Reog Kendang Tulungagung

Reog Kendang Tulungagung merupakan salah satu kesenian tradisional yang berasal dari kabupaten Tulungagung. Reog Kendang Tulungagung memiliki ciri khas tersendiri berbeda dengan reog Kendang yang lainnya. Berbeda dengan Reog Ponorogo yang menjadi ikon kota Ponorogo.



Reog Kendang terdiri dari alat musik jenis Tifa atau Jimbe yang di padukan dengan kesenian Jaranan. Dalam bahasa Jawa alat musik musik tersebut disebut dengan Kendang. Kesenian yang hampir serupa dapat pula dijumpai di kota lain seperti Reog Dogdog yang berasal dari Sunda. Tidak hanya itu dari Sidoarjo juga ada disebut dengan Reog Cemandi serta ada pula Reog Bulkio dari Blitar.


Dahulunya reog Kendang dimainkan oleh seorang pria saja, namun kini di mainkan oleh gadis-gadis cantik. Pada permainan reog kendang ini dibutuhkan beberapa alat musik lain sebagai pengiring. Seperti Gong, Kenong, Kempul,dan Selompret. Reog Kendang biasanya dimainkan secara berkelompok oleh 6 penari. Setiap penari membawa satu buah kendang dogdog.


Bagaimana Sejarah dan Alur Cerita Reog Kendang Tulungagung?

Tidak terlepas dari cerita sejarah dan legendanya zaman dahulu. Secara umum reog kendang menggambarkan arak-arakan prajurit, maka dalam pembukaan tarian pada penari berbaris seperti prajurit sambil sesekali memainkan kendang. Reog kendang ini juga tidak terlepas dari cerita terdahulu yang menggambarkan tentang arak-arakan prajurit Kediri yang menemani Ratu Kediri menemui Lembu Suro.


Sayangnya Ratu Kediri tidak menyukai Lembu Suro dan ingin menolak untuk dinikahi secara halus. Akhirnya Ratu Kediri mengelabui Lembu Suro dengan cara menejebak Lembu Suro untuk dalam sumur buatannya sendiri. Maka dalam gerakan-gerakan tarian ini menggambarkan cerita dalam legenda tersebut.



Ada gerakan khas pada tarian yang khas yaitu membungkukkan badan. Hal ini dikarenakan membawa alat  alat musik kendang saat perjalanan dari kerajaan bantarangin ke kerajaan Daha.


Selain itu juga terdapat gerakan sundangan. Gerakan ini terlihat seperti banteng yang ingin menyeruduk. Menggambarkan Lembu Suro yang ingin keluar dari sumur akbita dijebak oleh Ratu Kediri. Selain itu ada beberapa gerakan yang menggambarkan suka cita prajurit yang melambangkan kemenangan prajurit yang menjebak Lembu Suro.

Posting Komentar

Copyright ©